Ada Indikasi Bahaya Iran, Amerika Kirim Kapal Induk Ke Timur Tengah


Amerika Serikat - Amerika Serikat mengirimkan sebuah kapal induk dan sumber daya militer lainnya ke Timur Tengah sehabis ada "indikasi yang jelas" bahwa Iran dan pasukan perwakilannya sedang bersiap untuk kemungkinan menyerang pasukan AS di wilayah tersebut.

USS Abraham Lincoln

PLT Menteri Pertahanan AS Patrick M. Shanahan menyampaikan pada hari Senin (6/5/2019) bahwa kapal induk dan pembom yang diperintahkan ke Timur Tengah merupakan "reposisi aset secara bijaksana dalam menanggapi indikasi bahaya yang mampu mendapatkan amanah oleh pasukan rezim Iran."

Shanahan menyampaikan di Twitter-nya bahwa AS akan meminta "rezim Iran bertanggung jawab atas segala serangan terhadap pasukan AS atau kepentingan kami."

Di Gedung Putih, penasihat keamanan nasional John Bolton menyampaikan Minggu malam bahwa AS mengerahkan Kapal Induk USS Abraham Lincoln dan gugus kiprah pembom ke wilayah Komando Pusat AS, sebuah wilayah yang meliputi Timur Tengah. Dalam sebuah pernyataannya, ia menyampaikan langkah itu sebagai tanggapan atas "sejumlah indikasi dan peringatan yang mengganggu dan meningkat," tetapi tidak menunjukkan rincian lebih lanjut.

Pasukan AS di maritim dan darat dianggap sebagai sasaran potensial, dan Pentagon menyetujui pengerahan tersebut sebagai tanggapan terhadap indikasi itu, berdasarkan pejabat pertahanan, yang berbicara dengan syarat anonim alasannya yakni pejabat itu tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka.

Abraham Lincoln dan kelompok kapal penyerangnya serta pesawat tempurnya telah beroperasi di Laut Mediterania baru-baru ini. Berdasarkan rujukan dari Bolton yang mengacu pada area Komando Pusat berarti Lincoln mengarah ke timur ke Laut Merah dan mungkin kemudian ke Laut Arab atau Teluk Persia, yang akan memakan waktu beberapa hari.

Angkatan Laut AS dikala ini tidak mempunyai kapal induk di Teluk Persia. Dan ibarat diketahui bahwa Teluk Persia merupakan batas antara Iran dengan negara-negara sekutu Amerika Serikat yaitu Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Bolton menyampaikan AS ingin mengirim pesan bahwa "kekuatan tak henti-hentinya" akan memenuhi setiap serangan terhadap kepentingan AS atau kepentingan sekutunya.

"Amerika Serikat tidak mencari perang dengan rezim Iran, tetapi kami sepenuhnya siap untuk menanggapi serangan apa pun, apakah dengan perwakilan, Korps Pengawal Revolusi Islam, atau pasukan reguler Iran," katanya ibarat yang dilansir AP, Senin (6/5/2019).

Bersamaan dengan USS Lincoln, Bolton menyebutkan "gugus kiprah pembom," yang disarankan Pentagon mengerahkan pesawat pembom darat di suatu tempat di tempat itu, mungkin di Semenanjung Arab.

Berbicara kepada wartawan dikala terbang ke Eropa, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyampaikan tindakan yang dilakukan oleh AS telah dilakukan untuk sementara waktu.

"Ini benar-benar kasus bahwa kami telah melihat tindakan eskalasi dari Iran dan itu sama halnya bahwa kami akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan terhadap kepentingan Amerika," kata Pompeo.

"Jika tindakan ini terjadi, jikalau dilakukan oleh proxy pihak ketiga, kelompok milisi, Hizbullah, kami akan meminta pertanggungjawaban kepemimpinan Iran secara eksklusif untuk itu."

Ditanya ihwal "tindakan eskalasi," Pompeo menjawab, "Saya tidak ingin berbicara ihwal apa yang melatarbelakanginya, tetapi jangan menciptakan kesalahan, kami mempunyai alasan berpengaruh untuk ingin berkomunikasi dengan terperinci ihwal bagaimana warga Iran harus memahami bagaimana kami akan menanggapi tindakan yang mereka lakukan."

Ditanya apakah tindakan Iran tersebut terkait dengan bencana mematikan di Gaza dan Israel - gerilyawan menembakkan roket ke Israel pada hari Minggu dan Israel menanggapi dengan serangan udara - Pompeo mengatakan, "Hal itu terpisah dari itu." Pemerintahan Trump telah mengintensifkan kampanye tekanan terhadap Iran.

Bulan lalu, Presiden Donald Trump mengumumkan AS tidak akan lagi membebaskan negara-negara lain dari hukuman AS jikalau mereka terus membeli minyak dari Iran, sebuah keputusan yang terutama memengaruhi lima importir utama yang tersisa: Tiongkok dan India dan sekutu perjanjian ASyaitu  Jepang, Korea Selatan dan Turki .

AS juga baru-baru ini menyatakan bahwa Pengawal Revolusi Iran sebagai kelompok teroris, ini merupakan pertama kalinya untuk seluruh divisi dari pemerintah lain.

Trump menarik diri dari perjanjian nuklir pemerintah Obama dengan Iran pada Mei 2018 dan, pada bulan-bulan berikutnya, menerapkan kembali hukuman eksekusi termasuk yang menargetkan sektor minyak, perkapalan, dan perbankan Iran.

Bolton dan Pompeo dalam beberapa bulan terakhir berbicara lantang ihwal Iran dan "kegiatan merusaknya" di wilayah tersebut.[JD]


Sumber https://jarumdetik.blogspot.com/

Belum ada Komentar untuk "Ada Indikasi Bahaya Iran, Amerika Kirim Kapal Induk Ke Timur Tengah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel