Algoritma | Perguruan Tinggi Komunitas (Poltek) Negeri Bojonegoro
Hello good millennial, jumpa lagi di blogger joeshapictures tema hari ini yakni perihal "Algoritma | Akademi Komunitas (POLTEK) Negeri Bojonegoro" penasaran, yuk kita baca !
![]() |
Algoritma | Akademi Komunitas (POLTEK) Negeri Bojonegoro |
Pengertian Algoritma
Sebuah algoritma merupakan deskripsi pelaksanaan suatu proses, dimana algoritma disusun oleh sederetan langkah arahan yang logis. Kata logis merupakan kata kunci dalam sebuah algoritma. Langkah-langkah di dalam algoritma harus logis, ini berarti hasil dari urutan langkah-langkah tersebut harus sanggup ditentukan, benar atau salah. Langkah-langkah yang tidak benar sanggup menawarkan hasil yang salah.
Sebagai contoh, tinjau kasus mempertukarkan isi dua bejana, A dan B. Bejana A berisi larutan yang berwarna merah, sedangkan baskom B berisi air berwarna biru. Kita ingin mempertukarkan isi kedua baskom itu sedemikian sehingga baskom A berisi larutan berwarna biru dan baskom B berisi larutan berwarna merah. Untuk mempertukarkan isi dua bejana, kita memerlukan sebuah baskom komplemen yang diharapkan sebagai daerah penampungan sementara. Sebut baskom komplemen tersebut baskom C. Dengan memakai baskom bantu C ini, algoritma mempertukarkan isi dua buah baskom yang benar yakni sebagai berikut ini:
Algoritma Tukar Isi Bejana
Diberikan dua buah bejana, A dan B; baskom A berisi larutan berwarna merah, baskom B berisi larutan berwarna biru. Pertukarkan isi kedua baskom itu sedemikian sehingga baskom A berisi larutan berwarna biru dan baskom B berisi larutan berwarna merah.
Deskripsi:
1. Tuangkan larutan dari baskom A ke dalam baskom C.
2. Tuangkan larutan dari baskom B ke dalam baskom A.
3. Tuangkan larutan dari baskom C ke dalam baskom B.
Tahapan Pelaksanaan Program Oleh Komputer
![]() |
Algoritma | Akademi Komunitas (POLTEK) Negeri Bojonegoro |
Keterangan:
Algoritma di translasikan menjadi kegiatan dalam bahasa tingkat tinggi. Selanjutnya, kegiatan dikompilasi dan diterjemahkan menjadi kegiatan dalam bahasa mesin dan di-link dengan berkas library. Instruksi dalam bahasa mesin diinterpretasikan oleh CPU. Operasi yang bersesuaian dengan setiap arahan dilaksanakan.
Notasi Algoritma
Notasi algoritma sanggup diterjemahkan ke dalam banyak sekali bahasa pemrograman. Notasi algoritma bukan notasi bahasa pemrograman, sehingga siapapun sanggup menciptakan notasi algoritma yang berbeda. Hal yang penting mengenai notasi tersebut yakni gampang dibaca dan dimengerti. Meskipun demikian untuk menghindari kekeliriuan, ketaatan terhadap notasi perlu diperhatikan. Di bawah ini notasi yang umum dipakai dalam penulisan algoritma :
Notasi I : menyatakan langkah-langkah algoritma dengan untaian kalimat deskriptif
![]() |
Notasi I |
Dengan notasi bergaya kalimat ini, deskripsi setiap langkah dijelaskan dengan bahasa yang gambling. Proses diawali dengan kata kerja mirip ‘baca’, ‘hitung’, ‘bagi’, ‘ganti’, dan sebagainya, sedangkan pernyataan kondisional dinyatakan dengan ‘jika…maka…’. Notasi ini anggun untuk algoritma yang pendek, namun untuk kasus yang algoritmanya besar, notasi ini terang tidak efisien. Selain itu, pengkonversian notasi algoritma ke notasi bahasa pemrograman cenderung relative sukar.
Notasi II : memakai diagram alur (Flow chart)
Diagram alir popular pada awal-awal abad pemrograman dengan computer (terutama dengan bahasa Basic, Fortran, dan Cobol). Diagram alir lebih menggambarkan anutan arahan di dalam kegiatan secara visual disbanding menunjukkan struktur program. Notasi diagram alur lebih cocok dipakai untuk kasus yang kecil, untuk kasus yang besar tidak cocok dipakai alasannya membutuhkan berlembar halaman kertas. Selain itu, pengkonversian notasi algoritma ke bahasa pemrograman cenderung relatif sukar.
Notasi III : memakai Pseudo-code
Pseudo-code yakni notasi yang mirip notasi bahasa pemrograman tingkat tinggi, khususnya Pascal dan C. Bahasa pemrograman umumnya memiliki notasi yang hamper mirip untuk beberapa arahan mirip notasi if-then-else, while-do, repeat-until, read, write, dan sebagainya. Namun tidak mirip bahasa pemrograman yang direpotkan dengan tanda titik koma, indeks, format keluaran, kata-kata khusus, dan sebagainya, sembarang versi Pseudo-code sanggup diterima asalakan perintahnya tidak membingungkan pembaca. Keuntungan memakai notasi Pseudo-code yakni fasilitas mentranslasi ke notasi bahasa pemrograman, alasannya terdapat korespodensi antara setiap Pseudo-code dengan notasi bahasa pemrograman.
![]() |
Notasi III |
Kata-kata yang digarisbawahi menyatakan kata-kata kunci untuk setiap notasi pseudo-code yang digunakan.
Proses, Instruksi, dan Aksi
Pada dasrnya, sebuah algoritma merupakan deskripsi pelaksanaan suatu proses. Tiap langkah arahan tersebut mengerjakan suatu tindakan (aksi). Bila suatu agresi dilaksanakan, maka sejumlah operasi yang bersesuaian dengan agresi itu dikerjakan oleh pemroses. Efek dari pengerjaan suatu agresi sanggup diamati dengan membandingkan keadaan pada ketika agresi belum dimulai, dan keadaan pada ketika agresi selesai dikerjakan.
Tahap-tahap penyususnan algoritma seringkali dimulai dari langkah yang global lebih dahulu. Langkah global ini diperhalus samapai langkah yang lebih rinci. Pendekatan desain algoritma mirip ini dinamakan Top-Down design. Cara pendekatan mirip ini sangant bermanfaat dalam menciptakan algoritma untuk kasus yang cukup rumit atau kompleks. Gagasan penghalusan langkah yakni memecah proses menjadi beberapa langkah. Tiap langkah diuraikan lagi menjadi beberapa langkah yang lebih sederhana. Penghalusan langkah terus berlanjut samapai tiap langkah sudah cukup rinci dan sempurna untuk dilaksanakan oleh pemroses.
Struktur Dasar Algoritma
Algoritma berisi langkah-langkah penyelesaian masalah. Langkah-langkah tersebut sanggup berupa runtunan aksi, pemilihan aksi, dan pengulangan aksi. Ketiga jenis langkah tersebut membentuk konstruksi suatu algoritma. Jadi, sebuah algoritma sanggup dibangun dari tiga buah struktur dasar, yaitu:
- Runtunan (sequence).
- Pemilihan (selection).
- Pengulangan (repetition).
Runtunan
Sebuah runtunan terdiri dari satu atau lebih instruksi. Tiap arahan dikerjakan secara berurutan sesuai dengan urutan penulisannya, yakni sebuah arahan dilaksanakan sehabis arahan sebelumnya selesai dilaksanakan. Urutan arahan memilih keadaan simpulan algoritma. Bila urutannya diubah, maka hasil simpulan mungkin juga berubah.
Pemilihan
Adakalanya sebuah arahan dikerjakan kalau kondisi tertentu dipenuhi. Kondisi yakni persyaratan yang sanggup bernilai benar atau salah. Dalam pemilihan dikenal beberapa struktur pemilihan, yaitu:
If - then
Aksi hanya akan dilaksanakan apabila kondisi bernilai benar. Sebaliknya, apabila kondisi bernilai salah, maka agresi tidak akan dilaksanakan.
Struktur Umum:
if kondisi then
Aksi
Struktur pemilihan if-then hanya menawarkan satu pilihan agresi bila kondisi (persyaratan) dipenuhi (bernilai benar), dan tidak menawarkan pilihan agresi lain bila kondisi bernilai salah.
If-then-else
Struktur pemilihan ini menawarkan dua buah agresi yang akan dikerjakan tergantung pada nilai kondisinya. Struktur umumnya:
if kondisi then
agresi 1
else
agresi 2
Else artinya ”kalau tidak”. Bila kondisi benar, agresi 1 yang akan dikerjakan, tetapi kalau tidak, agresi 2 yang akan dikerjakan.
Contoh:
If x > y then
Tulis x sebagai bilangan terbesar
Else
Tulis y sebagai bilangan terbesar
Contoh diatas yakni untuk memilih nilai terbesar dari dua buah bilangan bulat, x dan y (andaikan x ? y)
If-then-else if
Apabila pilihan agresi yang dilakukan lebih dari dua buah, maka struktur pilihannya menjadi lebih rumit, biasanya untuk pemilihan mirip ini disebut pemilihan bersarang.
Contoh: memilih bilangan terbesar dari tiga buah bilangan: x, y, z:
If x > y then
If x > z then
Tulis x sebagai bilangan terbesar
Else
Tulis z sebagai bilangan terbesar
Else
If y > z then
Tulis y sebagai bilangan terbesar
else
Tulis z sebagai bilangan terbesar
Kelebihan struktur pemilihan terletak pada kemampuannya yang memungkinakan pemroses mengikuti jalur agresi yang berbeda menurut kondisi yang ada.
Pengulangan
Pengulangan dipakai untuk menjalankan satu atau beberapa pernyataan sebanyak beberapa kali. Dengan kata lain, pengulangan memungkinkan pengerjaan beberapa kali perintah tetapi penulisan perintah tersebut hanya satu kali.
Struktur pengulangan yang umum dipakai antara lain :
Pernyataan for
Pernyataan pengulangan for dipakai kalau kita sudah tahu berapa kali kita akan mengulang satu atau beberapa pernyataan. Bentuk umum pernyataan for yakni sbb:
For pencacah := nilai_awal to nilai_akhir do
Aksi
Aksi akan dilakukan sebanyak hitungan pencacah pengulangan, yaitu dari nilai_awal hingga nilai_akhir
Pernyataan repeat-until
Pernyataan repeat-until akan melaksanakan pengulangan agresi hingga kondisi (persyaratan) berhenti terpenuhi. Bentuk umum pernyataan repeat-until yakni sbb:
Repeat
Aksi
Until kondisi
Tidak mirip pada struktur for-do yang jumlah pengulangannya diketahui sebelum pengulangan dilaksanakan, maka untuk struktur repeat-until dipakai kalau jumlah pengulangan tidak dapt diketahui di awal. Namun yang pasti, pengulangan agresi akan terus dilakukan hingga kondisi berhenti dipenuhi.
Pernyataan while-do
Sama mirip pada pernyataan repeat-until, pada pernyataan while-do ini dipakai untuk pengulangan yang belum diketahui niscaya jumlah pengulangannya. berakhirnya pengulangan ini ditentukan oleh suatu kondisi. Bila kondisi sudah tidak terpenuhi, maka pengulangan akan berakhir. Dengan kata lain, selama kondisi masih terpenuhi, pengulangan akan terus dilakukan. Bentuk umum pernyataan while-do yakni sebagai berikut:
While kondisi do
Aksi
Terima kasih sudah membaca supaya apa yang kita baca hari ini bisa bermanfaat bagi kita semua, sebelum meninggalkan blogger joeshapictures sebaiknya di share dulu, apa yang kita sanggup hari ini ada baiknya kalau kita membagikan pengetahuan kepada orang lain. Sampai jumpa di artikel selanjutnya . . .
Belum ada Komentar untuk "Algoritma | Perguruan Tinggi Komunitas (Poltek) Negeri Bojonegoro"
Posting Komentar