4 Hero Yang Sejarah Hidupnya Seakan Hilang Dari Sejarah
Hello good millennial, jumpa lagi di blogger joeshapictures tema hari ini ialah ihwal "4 Pahlawan Yang Sejarah Hidupnya Seakan Hilang dari Sejarah" penasaran, yuk kita baca !
![]() |
Tokoh - Tokoh Revolusioner Indonesia |
Berikut ialah Tokoh - Tokoh Revolusioner Indonesia yang sejarah hidupnya seakan hilang dari sejarah, meski dia turut memperjuangkan Indonesia merdeka. Entah lantaran karena apa, namun dugaan berpengaruh bahwa mereka hilang lantaran karena politik yaitu lantaran pergolakan PKI pada masa kemerdekaan Indonesia.
Ibrahim Datuk Tan Malaka
![]() |
Datuk Tan Malaka |
Nama lengkapnya, Ibrahim Datuk Tan Malaka. Nama aslinya ialah Ibrahim. Sedangkan “Tan Malaka” ialah nama semi-bangsawan yang ia dapatkan dari garis ibu. Tanggal kelahirannya tidak sanggup dipastikan. Data yang ada hanya menyebutkan bahwa ia lahir pada Juni 1897. Adapun kawasan kelahirannya kini dikenal sebagai Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat. Ayahnya berjulukan HM. Rasad, seorang karyawan pertanian. Adapun ibunya berjulukan Rangkayo Sinah, putri orang yang disegani di desa.
Tan kecil mempelajari ilmu agama dan berlatih pencak silat. Pada tahun 1908, ia didaftarkan ke Kweekschool (sekolah guru negara) di Fort de Kock. Menurut gurunya, GH Horensma, meskipun Tan adakala tidak patuh, namun ia murid yang pintar. Di sekolahnya, ia menikmati pelajaran bahasa Belanda, sehingga Horensma menyarankan supaya ia menjadi seorang guru di sekolah Belanda.
Ia juga seorang pemain sepak bola yang hebat. Ia lulus dari sekolah pada tahun 1913. Setelah lulus, ia ditawari gelar “Datuk”. Ia mendapatkan gelar tersebut dalam sebuah upacara tradisional pada tahun 1913.
Widji Widodo
![]() |
Widji Widodo |
Widji Thukul, yang berjulukan orisinil Widji Widodo (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 26 Agustus 1963 – meninggal di kawasan dan waktu yang tidak diketahui, hilang semenjak diduga diculik, 27 Juli 1998 pada umur 34 tahun) ialah sastrawan dan penggagas hak asasi insan berkebangsaan Indonesia. Tukul merupakan salah satu tokoh yang ikut melawan penindasan rezim Orde Baru. Sejak 1998 hingga kini dia tidak diketahui rimbanya, dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer.
Keluarga Thukul, begitu sapaan akrabnya ialah anak pertama dari tiga bersaudara. Ia lahir dari keluarga Kristen dengan keadaan ekonomi sederhana. Ayahnya ialah seorang penarik becak, sementara ibunya terkadang menjual ayam bumbu untuk membantu perekonomian keluarga
Thukul Mulai menulis puisi semenjak SD, dan tertarik pada dunia teater ketika duduk di dingklik SMP. Bersama kelompok Teater Jagat, ia pernah ngamen puisi keluar masuk kampung dan kota. Sempat pula menyambung hidupnya dengan berjualan koran, jadi calo karcis bioskop, dan menjadi tukang pelitur di sebuah perusahaan mebel. Pada Oktober 1989, Thukul menikah dengan istrinya Siti Dyah Sujirah alias Sipon yang dikala itu berprofesi sebagai buruh.. Tak usang semenjak pernikahannya, Pasangan Thukul-Sipon dikaruniai anak pertama berjulukan Fitri Nganthi Wani, kemudian pada tanggal 22 Desember 1993 anak kedua mereka lahir yang diberi nama Fajar Merah.
Munir Said Thalib
![]() |
Munir Said Thalib |
Munir Said Thalib ialah seorang penggagas kemanusiaan yang sangat aktif memperjuangkan hak-hak orang tertindas. Selama hidupnya, Ia selalu berkomitmen membela siapa saja yang haknya terzalimi. Munir dan sosok humanisnya terlihat ketika ia mendapatkan hadiah ratusan juta rupiah sebagai peserta "The Right Livelyhood Award,". Lalu, Munir tak segan membagikan seluruh hadiahnya kepada Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dan ibunda tercinta. Salah satu sosok yang dikenal di dunia Internasional ini, lahir di Malang, Jawa Timur pada 8 Desember 1965 dan wafat pada 7 September 2004.
Munir melanjutkan studi masternya di bidang aturan di jadwal studi master (S2) di Universitas Utrecht. Munir melaksanakan penerbangan dari Jakarta ke Amsterdam, Belanda. Saat transit di Singapura, ia wafat lantaran mengonsumsi makanan yang terkotori racun arsenik.
Namun sangat disayangkan, hingga dikala ini masalah maut Munir menyisakan banyak pertanyaan yang belum terjawab. Kasus ini pun menjadi salah satu jadwal pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, presiden SBY telah menyatakan bahwa masalah maut Munir merupakan “a test of our history”. Untuk mengungkap masalah maut Munir, presiden pun menyatakan bahwa semua pihak yang terlibat dalam masalah Munir harus diproses secara hukum.
Proses aturan yang tidak kunjung selesai ini, menciptakan banyak pihak ibarat Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) menaruh perhatian lebih terhadap masalah Munir. Karena masalah Munir ini tampak begitu banyak halang rintangnya, dan terkesan ditutup-tutupi oleh beberapa oknum. Munir ialah sosok yang disenangi oleh masyarakat, namun cukup dibenci beberapa oknum. Karena pemikirannya yang berbeda dari masyarakat umum lainnya.
Marsinah
![]() |
Marsinah |
Namanya Marsinah. Perempuan ini lahir pada 10 April 1969 di Nganjuk. Tak ada yang istimewa dengan proses kelahirannya hingga ia menjadi buruh di PT. Catur Putera Surya. Delapan kata yang menyusun nama tersebut membuatnya identik berasal dari salah satu pulau terpadat di Indonesia. Mengapa ia menjadi Istimewa dikala di perusahaan tersebut?. Lebih tepatnya lagi dikala ia aktif terlibat dalam organisasi buruh dan menjadi yang terdepan dalam agresi menuntut kenaikan upah serta kelayakan hidup.
Anak nomor dua dari tiga bersaudara ini merupakan buah kasih antara Sumini dan Mastin. Sejak usia tiga tahun, Marsinah telah ditinggal mati oleh ibunya. Bayi Marsinah kemudian diasuh oleh neneknya—Pu’irah—yang tinggal bersama bibinya—Sini—di desa Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur.
Pendidikan dasar ditempuhnya di SD Karangasem 189, Kecamatan Gondang. Sedang pendidikan menengahnya di SMPN 5 Nganjuk. Sedari kecil, gadis berkulit sawo matang itu berusaha mandiri. Menyadari nenek dan bibinya kesulitan mencari kebutuhan sehari-hari, ia berusaha memanfaatkan waktu luang untuk mencari penghasilan dengan berjualan makanan kecil.
Di lingkungan keluarganya, ia dikenal anak rajin. Jika tidak ada kegiatan sekolah, ia biasa membantu bibinya memasak di dapur. Sepulang dari sekolah, ia biasa mengantar makanan untuk pamannya di sawah. “Dia sering mengirim bontotan ke sawah untuk saya. Kalau panas atau hujan, biasanya anak itu menggunakan payung dari pelepah pisang,” kenang Suradji, pamannya Marsinah sambil menerawang. Berbeda dengan sahabat sebayanya yang lebih suka bermain-main, ia mengisi waktu dengan kegiatan berguru dan membaca. Kalaupun keluar, paling-paling dia hanya pergi untuk menyaksikan siaran isu televisi.
Ia dikenal sebagai seorang pendiam, lugu, ramah, supel, tingan tangan dan setia kawan. Ia sering dimintai pesan tersirat mengenai banyak sekali duduk masalah yang dihadapi kawan-kawannya. Kalau ada mitra yang sakit, ia selalu menyempatkan diri untuk menjenguk. Selain itu ia seringkali membantu kawan-kawannya yang diperlakukan tidak adil oleh atasan. Ia juga dikenal sebagai seorang pemberani.
Keresahan tersebut hasilnya berbuah perjuangan. Pada tanggal 3 Mei 1993 seluruh buruh PT. CPS tidak masuk kerja, kecuali staf dan para Kepala Bagian. Sebagian buruh bergerombol dan mengajak teman-teman mereka untuk tidak masuk kerja. Hari itu juga, Marsinah pergi ke kantor Depnaker Surabaya untukmencari data ihwal daftar upah pokok minimum regional. Data inilah yang ingin Marsinah perlihatkan kepada pihak pengusaha sebagai penguat tuntutan pekerja yang hendak mogok.
Tanggal 4 Mei 1993 pukul 07.00 para buruh PT. CPS melaksanakan unjuk rasa dengan mengajukan 12 tuntutan. Seluruh buruh dari ketiga shift serentak masuk pagi dan mereka bahu-membahu memaksa untuk diperbolehkan masuk ke dalam pabrik. Satpam yang menjaga pabrik menghalang-halangi para buruh shift II dan shift III. Tidak ketinggalan, para satpam juga mengibas-ibaskan tongkat pemukul serta merobek poster dan spanduk para pengunjuk rasa sambil meneriakan tuduhan PKI kepada para pengunjuk rasa.
Yah, itu tadi sekilas ihwal Tokoh - Tokoh Revolusioner Indonesia yang sejarah hidupnya seakan hilang dari sejarah, bila ingin mengenal lebih lanjut siapa itu Tan Malaka dan kenapa Marsinah dibunuh? sanggup membaca artikel dibawah
Baca juga:
- Terbunuhnya Marsinah, dan Tragedi Seorang Buruh
- Mengenal Tokoh komunisme internasional ( Tan Malaka )
- Mengenal Munir Said Thalib, Dibunuh Karena Benar
Terima kasih sudah membaca semoga apa yang kita baca hari ini sanggup bermanfaat bagi kita semua, sebelum meninggalkan blogger joeshapictures sebaiknya di share dulu, apa yang kita sanggup hari ini ada baiknya jikalau kita membagikan pengetahuan kepada orang lain. Sampai jumpa di artikel selanjutnya . . .
Belum ada Komentar untuk "4 Hero Yang Sejarah Hidupnya Seakan Hilang Dari Sejarah"
Posting Komentar