Keistimewaan Malam 27 Ramadhan
Hello good millennial, jumpa lagi di blogger joeshapictures tema hari ini yakni wacana "KEISTIMEWAAN MALAM 27 RAMADHAN" penasaran, yuk kita baca !
Kata bulan mulia berasal dari akar kata bahasa Arab ramiḍa atau ar-ramaḍ, yang berarti panas yang menghanguskan atau kekeringan. Puasa dalam hukumnya merupakan fardhu (diwajibkan) untuk Muslim dewasa, kecuali mengalami halangan untuk melakukannya menyerupai sakit, dalam perjalanan, sudah tua, hamil, menyusui, diabetes atau sedang mengalami menstruasi.
Kewajiban berpuasa pada bulan bulan mulia turun pada bulan Sya'ban tahun kedua sehabis hijrahnya umat Muslim dari Mekkah ke Madinah. Bulan bulan mulia diawali dengan penentuan bulan sabit sebagai menerangkan bulan baru.
Selama berpuasa dari pagi hingga petang, Muslim dihentikan untuk makan, minum cairan apapun, merokok, dan bekerjasama seksual. Selain itu, mereka diperintahkan untuk menghindari perbuatan dosa untuk menyempurnakan pahala puasa, menyerupai berkata yang buruk (seperti menghina, memfitnah, mengutuk, berbohong) dan berkelahi. Makanan dan minuman sanggup disediakan setiap hari, yakni ketika sebelum Matahari terbit (Subuh) hingga terbenamnya Matahari (Magrib).
Pendekatan spiritual (taubat) ketika bulan bulan mulia ramai dilakukan. Berpuasa bagi Muslim dikala bulan mulia biasanya diikuti dengan memperbanyak salat dan membaca Al-Quran. Tidak diragukan lagi, Lailatul Qadar terdapat pada bulan Ramadhan.
Itulah malam yang dahulu dipilih untuk menurunkan Al-Qur'an.
Allah firman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan." (Al-Qadar: 1)
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
"Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi insan dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." ( Al-Baqarah: 185)
Al-Hafidh Ibnu Hajar menyampaikan wacana penentuan malamnya, "Para ulama berselisih pendapat dalam memilih Lailatul Qadar dengan perbedaan yang sangat banyak. Setelah kami himpun, ternyata pendapat mereka mencapai lebih dari empat puluh pendapat." Kemudian dia terangkan satu persatu dari pendapat tersebut beserta dalil-dalilnya. (Fathul Baari: IV/309)
Mayoritas ulama berpendapat, Lailatul Qadar terdapat pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, menurut hadits 'Asiyah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)
Dari sepuluh hari terakhir itu, secara umum dikuasai ulama mengerucutkan pendapatnya pada malam-malam ganjilnya. Hal ini menurut sabda Nabi,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir dari Ramadhan." (HR. Al-Bukhari)
Demikian juga banyak dari mereka berpendapat, Lailatul Qadar jatuh pada malam ke 27 Ramadhan. Ini yakni pendapat sebagian sahabat, menyerupai Ubay bin Ka'ab yang dia hingga berani memastikan dan bersumpah bahwa Lailatul Qadar ada pada malam ke 27, ia berkata:
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِي هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
"Demi Allah, sunguh saya mengetahuinya dan kebanyakan pengetahuanku bahwa dia yakni malam yang Rasulullah perintahkan kami untuk berdiri (shalat) padanya, yaitu malam ke 27." (HR. Muslim, 762)
Dan dalam hadits Mu'awiyah bin Abi Sufyan, dari Nabi bersabda wacana Lailatul Qadar,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
"Lailatul Qadar yakni malam ke dua puluh tujuh." (HR. Abu Dawud)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
وَأَكْثَرُ مَا تَكُونُ لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ كَمَا كَانَ أبي بْنُ كَعْبٍ يَحْلِفُ أَنَّهَا لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
Dan kebanyakan lailatul qodr terjadi pada malam 27 Ramadhan sebagaimana Ubay bin Ka’ab pernah bersumpah bahwa lailatul qadr itu pada malam 27." [Majmu' Al-Fatawa, 25/285]
Disebutkan dalam pedoman Ulama Ahlus Sunnah wal,
"Yang benar yakni lailatul qodr itu bisa terjadi kapan saja di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tidak terbatas di malam 27, akan tetapi ketika insan mendengar (bahwa terdapat hadits yang shahih) malam 27 yakni malam yang paling diperlukan terjadinya lailatul qodr maka mereka pun berusaha untuk BERSEDEKAH LEBIH BANYAK di malam tersebut alasannya yakni Allah berfirman,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
"Lailatul qodr lebih baik daripada 1000 bulan." [Al-Qodr: 3]
Maknanya yakni bersedekah dan bersedekah shalih di malam tersebut lebih baik daripada amalan selama 1000 bulan. Ini yakni sesuatu yang agung. Sepantasnya bagi insan untuk memanfaatkan malam ini dengan berinfak, berbuat kebaikan, sholat dan amalan lainnya." [Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 16/487-488 no. 327]
Jangan lewatkan malam 27 ini. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda.
الْتَمِسُوْ مَا فِيْ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُ كُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي
“Carilah di sepuluh hari terakhir, kalau tidak bisa maka jangan hingga terluput tujuh hari sisanya” [HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165]
Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh alasannya yakni itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar, kalau (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.
( Tafsir Ibnu Katsir )
Semoga Alloh memudahkan untuk menghidupkannya ...
Terima kasih sudah membaca semoga apa yang kita baca hari ini bisa bermanfaat bagi kita semua, sebelum meninggalkan blogger joeshapictures sebaiknya di share dulu, apa yang kita sanggup hari ini ada baiknya kalau kita membagikan pengetahuan kepada orang lain. Sampai jumpa di artikel selanjutnya . . .
Oleh : Abu Yusuf Masruhin Sahal
Belum ada Komentar untuk "Keistimewaan Malam 27 Ramadhan"
Posting Komentar