Filosofi Hitam Dan Putih

Hitam dan Putih

Hello good millennial, jumpa lagi di blogger joeshapictures tema hari ini ialah wacana "Filosofi Hitam dan Putih" penasaran, yuk kita baca !

Seringkali kita mendengar Sebuah ungkapan klasik: "hidup tidak sesederhana hitam dan putih." Ya, aku mengamini ungkapan ini.Kenapa tidak? Karena hidup memang tidak sesederhana hitam dan putih saja. Apalagi bagi saya, Ketika kita di dalam kandungan ibu, kita telah menghirup nafas kebudayaan Timur yang semenjak semula memiliki pandangan yang kompleks mengenai kehidupan. Bahwa hidup itu penuh warna, penuh rasa, penuh kesan, penuh tanya, penuh misteri yang selalu memberi ruang terbuka bagi aneka interpretasi yang tidak pernah final dengan titik hitam atau putih.

 Seringkali kita mendengar Sebuah ungkapan klasik Filosofi Hitam dan Putih
hitam dan putih

Akan tetapi, hitam dan putih, jelas dan gelap, Yin dan Yang, baik dan jahat ialah warna dasar kehidupan. Sebagai dasar, hitam-putih melahirkan warna-warna lain. Karena hitam dan putih mewakili kenyataan-kenyataan hidup yang kontradiktif, unpredictable, dan terkadang bagi teladan pikir Barat sulit untuk didamaikan. Bagi teladan pikir barat, kenyataan hidup itu ialah hitam atau putih (titik), tidak ada koma. Hitam dan putih meringkaskan kenyataan bahwa insan diciptakan laki-laki dan perempuan (normal) dan di luar laki-laki dan perempuan ialah sebuah anomali. Inilah produk teladan pikir barat yang kemudian melahirkan sains. Sains lahir sebab teladan pikir yang rigid, ketat, dan tidak memberi ruang bagi misteri. Tubuh bukan lagi dilihat sakral, tetapi sanggup dicacah-cacah, dipreteli untuk dipelajari anatominya sehingga melahirkan ilmu kedokteran modern.

Semuanya ini mau menyampaikan bahwa struktur berpikir barat yang melihat kenyataan hidup itu hitam atau putih (atau dalam ranah filosofis sering diistilahkan dengan teladan pikir either  or) memang telah melahirkan sains, tetapi kemudian disadari kemudian bahwa justru teladan pikir inilah yang merusak tatanan dunia ini. Desakralisasi atas alam dan badan insan terjadi, saat alam dan badan hanya dilihat hitam atau putih. Karena itu, dunia barat kemudian mulai mengarahkan pandangan pada dunia timur. Pandangan dunia timur oleh sebagian besar orang diperlukan sanggup menjadi solusi atas kekacauan hidup insan dan alam sampaumur ini.

Kenyataan Hidup Tidak Sesederhan Garis Hitam-Putih di Kaki Langit-Laut

Bagi aku yang dikandung, dilahirkan, dibesarkan dalam budaya timur akan berkata: "tunggu dulu Mr, Miss, dan bro!" Kenyataan dunia ini tidak harus hitam atau putih. Kenyataan dunia ini ialah hitam dan putih dan di antara hitam dan putih ada arsiran yang mendamaikan dan tidak harus selalu dipertentangkan. Di tempat arsiran itulah kenyataan hidup dunia dan insan yang sebenarnya penuh dengan ketidakpastian dan tanya berkepangjangan....inilah ruang bagi misteri yang sekaligus membentuk harmoni. Contoh: saat sahabat aku kecelakaan dan harus, masuk UGD, ia masih berkata: "untung, tidak mati." Bagi teladan pikir barat, niscaya terasa aneh: "apa? udah celaka kog, masih dibilang beruntung. Edan!" Ya, bagi yang tidak memahami struktur berpikir orang timur niscaya akan menyampaikan edan. Karena bagi paradigma berpikir barat, celaka berarti tidak beruntung (titik, dan tidak ada koma).

Pola pikir ketimuran menyerupai ini, dalam diskursus filosofis sering disebut dengan struktur berpikir both and.  Frasa ini mau meringkaskan bahwa teladan pikir timur tidak memandang keyataan hidup hitam atau putih, tetapi kedua-duanya, sanggup hitam, sanggup putih, tergantung dari sudut pandang mana anda memandang, menafsirkan, dan menilainya. Pola pikir ketimuran ini disadari akhir-akhir ini oleh dunia barat lebih akomodatif, lebih memberi ruang bagi aneka sudut pandang yang bukannya memisahkan, mempertentangkan, tetapi mendamaikan.

Karena itu, alam tidak lagi dilihat sebagai objek yang terpisah atau berjarak dari insan sebagai subjek. Alam lebih dilihat sebagai jagad gede dan insan ialah jagad cilik atau makrokosmos dan mikrokosmos yang harus diharmonikan. Sebagai jagad gede, alam semesta harus dilestarikan sebab itu ialah perpanjangan badan manusia. Menghargai alam berarti menghargai tubuh. Mencintai sesama berarti mencitai dirinya sendiri.

Di penghujung refleksi ini, aku hanya mau menyampaikan jangan pernah melihat kenyataan hidup hitam atau putih saja, jelas atau gelap saja, baik atau jahat saja sebagai dua kutub atau kekuatan yang dipertentangkan tetapi pandanglah keduanya sebagai sebuah harmoni yang menjadi abu-abu sebab memang kehidupan insan tidak sesederhana hitam vs putih, tetapi abu-abu. Jika kegelapan mulai melingkupi hidupmu, yakinlah selalu bahwa sehabis mendung niscaya akan hujan, dan matahari akan kembali bersinar cerah dalam hidupmu. Alam telah mengajari kita banyak hal sebagai buku yang terbuka untuk melihat dan memaknai hidup tidak sebatas hitam atau putih.

Terima kasih sudah membaca supaya apa yang kita baca hari ini sanggup bermanfaat bagi kita semua, sebelum meninggalkan blogger joeshapictures sebaiknya di share dulu, apa yang kita sanggup hari ini ada baiknya jikalau kita membagikan pengetahuan kepada orang lain. Sampai jumpa di artikel selanjutnya . . .

Belum ada Komentar untuk "Filosofi Hitam Dan Putih"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel