Jenis - Jenis Insan Purba Di Indonesia
Manusia purba yang ada di Indonesia
Manusia Purba Di Indonesia |
Hello good millennial, jumpa lagi di blogger joeshapictures tema hari ini yaitu perihal "Jenis - Jenis Manusia Purba Di Indonesia" penasaran, yuk kita baca !
Sejumlah keberagaman dari Homo dikelompokkan menjadi kategori yang lebih luas yaitu Manusia Purba, berlawanan dengan insan modern (Homo sapiens), pada periode dimulai dari 500.000 tahun lalu. Kategori-kategori tersebut biasanya mengikutkan Homo heidelbergensis, Homo rhodesiensis, Homo neanderthalensis, dan mungkin juga termasuk Homo antecessor.
Manusia modern diteorikan berkembang dari insan purba, yang berkembang dari Homo erectus. Jenis dari insan purba dikelompokan di bawah nama binomial "Homo sapiens" alasannya yaitu ukuran otaknya sangat mirip dengan insan modern. Manusia purba mempunyai ukuran otak 1200 hingga 1400 kubik sentimeter, yang melebihi rentang pada insan modern. Manusia purba dibedakan dari insan modern anatomis dari tengkoraknya yang tebal, tonjolan bubung alis dan tidak menonjolnya dagu.
Manusia modern anatomis muncul sekitar 200.000 tahun kemudian dan sesudah 70.000 tahun kemudian (lihat teori tragedi Toba) secara gradual meminggirkan jenis "purba". Jenis "non-modern" dari Homo dipastikan bertahan hingga 30.000 tahun lalu, dan mungkin hingga 10.000 tahun lalu. Yang mana, kalau ada, dikelompokan di bawah istilah "manusia purba" hanyalah persoalan definisi dan bermacam-macam di antara penulis. Namun, dan berdasarkan penelitian genetik terbaru, insan modern sepertinya kawin dengan "paling tidak dua kelompok" dari insan purba: Orang Neanderthal dan Denisovan. (*wikipedia)
1. Manusia Megantropus
A. Manusia Purba Meganthropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata Megan = besar, Anthropus = insan , Paleo = bau tanah , Javanicus = dari Jawa. Kaprikornus sanggup disimpulkan bahwa Megantropus paleojavanicus yaitu Manusia tertua berbadan besar yang berasal dari Jawa. Ditemukan oleh seorang berkebangsaan Belanda berjulukan Von koenigswald di Daerah Sangiran, Jawa tengah antara 1936-1941 pada lapisan bawah (Plestosen bawah ) dan diperkirakan hidup 1-2 juta tahun yang lalu.
Bagian tubuh yang ditemukan berupa bab rahang bawah dan tiga buah gigi terdiri atas gigi taring dan dua geraham. Meganthropus paleojavanicus ini makanan utamanya yaitu tumbuhan. Makhluk ini hidup kira-kira 2 juta hingga 1 juta tahun yang lalu.
Meganthropus berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Sampai sekarang, perkakas yang menandakan kehidupan jenis insan purba ini masih belum ditemukan perkakasnya.
Ciri-ciri Manusia Purba Megantropus Paleojavanicus :
1. Memiliki tulang pipi yang tebal
2. Memiliki otot kunyah yang kuat
3. Memiliki tonjolan kening yang mencolok
4. Memiliki tonjolan belakang yang tajam
5. Tidak mempunyai dagu
6. Memiliki perawakan yang tegap
7. Memakan jenis tumbuhan
2. Memiliki otot kunyah yang kuat
3. Memiliki tonjolan kening yang mencolok
4. Memiliki tonjolan belakang yang tajam
5. Tidak mempunyai dagu
6. Memiliki perawakan yang tegap
7. Memakan jenis tumbuhan
2. Manusia Phitecanthropus
A. Manusia Purba Phitecanthropus erectus Phitecanthropus erectus atau insan monyet berjalan tegak berasal dari kata pithekos = monyet , anthropus = insan dan erectus = berjalan tegak . Kaprikornus sanggup disimpulkan Phitecanthropus erectus yaitu insan monyet yang berjalan tegak. Ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890 di bersahabat Trinil, sebuah desa di pinggir Bengawan Solo, pada lapisan tengah (Plestosen tengah ).
Diperkirakan jenis insan ini hidup antara 1 juta-600.000 tahun yang kemudian atau pada zaman paleolithikum (zaman kerikil tua). Temuan Eugene Dubois ini berupa rahang bawah, tempurung kepala, tulang paha, serta geraham atas dan bawah.
Ciri-ciri Manusia Purba Phitecanthropus erectus :
1. Tinggi tubuh sekitar 165 – 180 cm
2. Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc
3. Bentuk tubuh & anggota tubuh tegap, tetapi tidak setegap meganthropus
4. Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat
5. Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat
6. Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi
7. Bentuk hidung tebal
8. Bagian belakang kepala tampak menonjol mirip perempuan berkonde
9. Muka menonjol ke depan, dahi miring ke belakang
B. Manusia Purba Pithecanthropus robustus
Pithecanthropus robustus berasal dari kata Pitheciane=kera, Anthropos=manusia, Robustus=Kuat. Kaprikornus sanggup disimpulkan pithecanthropus robustus yaitu manusia monyet yang besar dan besar lengan berkuasa tubuhnya ditemukan tahun 1936 oleh Von Koeningswald di Trinil tepi sungai Bengawan Solo. Dan ditemukan pada plestosen bawah ( lapisan bawah ).
Ciri-ciri Manusia Purba Pithecanthropus robustus :
1. Tinggi tubuh sekitar 165-180 cm
2. Volume otak berkisar antara 750-1000 cc
3. Bentuk tubuh & anggota tubuh tegap
4. Alat pengunyah dan alat tengkuk kuat
5. Geraham besar dengan rahang yang kuat
6. Bentuk tonjolan kening tebal
7. Bagian belakang kepala tampak menonjol
C. Manusia Purba Pithecanthropus Dubuis
Fosil Pithecanthropus dubuis (dubuis artinya meragukan) ditemukan di Sangiran pada tahun 1939 oleh Von Koenigswald. Tempatnya ditemukan pada lapisan Pleistosen Bawah.
D. Manusia Purba Pithecanthropus Soloensis
Pithecanthropus soloensis (manusia monyet dari Solo) ditemukan oleh Von Koenigswald, Oppennoorth, dan Ter Haar pada tahun 1931 – 1933 di Ngandong, tepi Sungai Bengawan Solo. Hasil temuan ini mempunyai peranan penting alasannya yaitu menghasilkan satu seri tengkorak dan tulang kening.
C. Manusia Purba Pithecanthropus Dubuis
Fosil Pithecanthropus dubuis (dubuis artinya meragukan) ditemukan di Sangiran pada tahun 1939 oleh Von Koenigswald. Tempatnya ditemukan pada lapisan Pleistosen Bawah.
D. Manusia Purba Pithecanthropus Soloensis
Pithecanthropus soloensis (manusia monyet dari Solo) ditemukan oleh Von Koenigswald, Oppennoorth, dan Ter Haar pada tahun 1931 – 1933 di Ngandong, tepi Sungai Bengawan Solo. Hasil temuan ini mempunyai peranan penting alasannya yaitu menghasilkan satu seri tengkorak dan tulang kening.
3. Manusia Homo
Manusia Purba Di Indonesia |
A. Manusia Purba Homo Wajakensis
Homo wajakensis (manusia dari Wajak) ditemukan di kawasan Wajak, Tulungagung pada tahun 1889. Temuan ini diperoleh Von Rietschoten berupa beberapa bab tengkorak. Temuan Von Rietschoten ini kemudian diselidiki oleh Dr. Eugene Dubois.
Selanjutnya, insan purba ini pun disebut Homo wajakensis. Lapisan asal jenis insan purba ini yaitu Pleistosen Atas, termasuk ras Australoid dan bernenek moyang Homo soloensis serta menurunkan penduduk orisinil Australia. Oleh Von Koenigswald, Homo wajakensis dimasukkan dalam kelompok Homo sapiens (manusia cerdas). Hal ini didasarkan pada pengetahuannya yang telah mengenal perihal upacara penguburan.
B. Manusia Purba Homo Soloensis
Homo soloensis (manusia dari Solo) dimukan saat para geologi Belanda, C. Ter Haar, melaksanakan penggalian lapisan tanah di Ngandong (Ngawi Jawa Timur) bersama Ir. Oppenoorth tahun 1931 – 1932. Mereka menemukan sebelas tengkorak fosil Homo soloensis pada lapisan Pleistosen Atas. Temuan ini kemudian diselidiki oleh Von Koenigswald dan Weidenreich. Berdasarkan keadaannya, jenis ini sudah bukan lagi kera, tetapi sudah masuk dalam kelompok manusia.
C. Manusia Purba Homo Sapiens
Homo sapiens artinya insan cerdas. Fosil homo sapiens berasal dari zaman Holosen. Manusia ini mempunyai bentuk tubuhnya yang sudah mirip insan sekarang. Mereka pun juga telah memakai logika dan mempunyai sifat mirip yang dimiliki insan sekarang.
2. Tinggi tubuh antara 130 – 210 m;
3. Otot tengkuk mengalami penyusutan;
4. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
5. Muka tidak menonjol ke depan;
6. Berdiri dan berjalan tegak,
7. Berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.
Homo wajakensis (manusia dari Wajak) ditemukan di kawasan Wajak, Tulungagung pada tahun 1889. Temuan ini diperoleh Von Rietschoten berupa beberapa bab tengkorak. Temuan Von Rietschoten ini kemudian diselidiki oleh Dr. Eugene Dubois.
Selanjutnya, insan purba ini pun disebut Homo wajakensis. Lapisan asal jenis insan purba ini yaitu Pleistosen Atas, termasuk ras Australoid dan bernenek moyang Homo soloensis serta menurunkan penduduk orisinil Australia. Oleh Von Koenigswald, Homo wajakensis dimasukkan dalam kelompok Homo sapiens (manusia cerdas). Hal ini didasarkan pada pengetahuannya yang telah mengenal perihal upacara penguburan.
B. Manusia Purba Homo Soloensis
Homo soloensis (manusia dari Solo) dimukan saat para geologi Belanda, C. Ter Haar, melaksanakan penggalian lapisan tanah di Ngandong (Ngawi Jawa Timur) bersama Ir. Oppenoorth tahun 1931 – 1932. Mereka menemukan sebelas tengkorak fosil Homo soloensis pada lapisan Pleistosen Atas. Temuan ini kemudian diselidiki oleh Von Koenigswald dan Weidenreich. Berdasarkan keadaannya, jenis ini sudah bukan lagi kera, tetapi sudah masuk dalam kelompok manusia.
C. Manusia Purba Homo Sapiens
Homo sapiens artinya insan cerdas. Fosil homo sapiens berasal dari zaman Holosen. Manusia ini mempunyai bentuk tubuhnya yang sudah mirip insan sekarang. Mereka pun juga telah memakai logika dan mempunyai sifat mirip yang dimiliki insan sekarang.
Ciri-ciri Manusia Purba Homo Sapiens :
1. Volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc;2. Tinggi tubuh antara 130 – 210 m;
3. Otot tengkuk mengalami penyusutan;
4. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
5. Muka tidak menonjol ke depan;
6. Berdiri dan berjalan tegak,
7. Berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.
Terima kasih sudah membaca biar apa yang kita baca hari ini sanggup bermanfaat bagi kita semua, sebelum meninggalkan blogger joeshapictures sebaiknya di share dulu, apa yang kita sanggup hari ini ada baiknya kalau kita membagikan pengetahuan kepada orang lain. Sampai jumpa di artikel selanjutnya . . .
Belum ada Komentar untuk "Jenis - Jenis Insan Purba Di Indonesia"
Posting Komentar